TownzHub.com - Pernah dengar istilah appraisal bank saat mengajukan KPR atau kredit usaha? Meski terdengar teknis, istilah ini punya peran besar dalam menentukan jumlah pinjaman yang akan disetujui oleh pihak bank. Sederhananya, appraisal bank adalah proses penilaian terhadap properti atau aset yang dijadikan jaminan kredit.
Proses ini bukan sekadar formalitas. Nilai yang dihasilkan dari appraisal akan jadi dasar bank untuk menentukan seberapa besar risiko pemberian pinjaman dan berapa besar dana yang bisa mereka cairkan. Maka dari itu, memahami konsep appraisal bank sangat penting, terutama buat kamu yang sedang berencana membeli rumah, memulai usaha, atau melakukan refinancing.
Kenapa Appraisal Bank Dibutuhkan?
Setiap pemberian kredit pasti mengandung risiko. Bank perlu memastikan bahwa aset yang dijaminkan memiliki nilai yang sepadan dengan jumlah kredit yang diminta. Di sinilah appraisal berperan sebagai jembatan antara pihak peminjam dan pemberi pinjaman.
Berikut beberapa alasan kenapa appraisal dibutuhkan:
1. Melindungi pihak bank dari risiko kredit macet
Jika terjadi gagal bayar, aset bisa dilelang dan bank tidak mengalami kerugian besar.
2. Menentukan jumlah pinjaman yang layak
Penilaian objektif membantu bank memberikan pinjaman sesuai dengan nilai aset riil, bukan perkiraan.
3. Memberikan gambaran nyata kepada peminjam
Kamu jadi tahu apakah nilai aset yang dijaminkan masih layak, naik, atau justru turun.
Fungsi Appraisal Bank bagi Pihak Peminjam

Bukan hanya bank yang diuntungkan dari proses ini. Sebagai peminjam, kamu juga mendapat sejumlah manfaat penting, antara lain:
1. Mendapat Kepastian Nilai Aset
Kamu mungkin merasa harga rumah yang kamu incar Rp700 juta. Tapi apakah benar nilainya sebesar itu menurut standar pasar? Appraisal dari bank bisa memberikan evaluasi netral berdasarkan lokasi, kondisi bangunan, dan harga pasar terkini.
2. Menjadi Dasar Negosiasi
Kalau hasil appraisal menunjukkan nilai aset lebih tinggi dari harga yang ditawarkan, kamu bisa menggunakannya sebagai dasar untuk negosiasi harga kepada penjual properti.
3. Mencegah Pembelian di Atas Harga Pasar
Di dunia properti, harga bisa sangat subjektif. Proses appraisal membantu kamu agar tidak terjebak membayar lebih mahal dari nilai riil sebuah aset.
4. Mempermudah Proses Hukum
Jika suatu saat terjadi sengketa atau proses lelang, hasil appraisal bank yang sah bisa jadi dokumen penting di mata hukum.
Bagaimana Proses Appraisal Bank Berlangsung?
Setiap bank punya kebijakan masing-masing, tapi secara umum alurnya seperti ini:
1. Permohonan Kredit dan Pengajuan Jaminan
Kamu mengajukan pinjaman dan memberikan informasi tentang aset yang akan dijadikan jaminan, misalnya rumah, ruko, atau tanah.
2. Penugasan ke Appraiser Independen
Bank akan menunjuk pihak ketiga yang bersertifikat dan terdaftar dalam asosiasi appraisal Indonesia. Appraiser inilah yang akan melakukan penilaian objektif terhadap aset tersebut.
3. Survei Lapangan
Appraiser akan datang langsung ke lokasi untuk menilai kondisi fisik aset, mengukur luas, mengecek fasilitas, lingkungan sekitar, dan faktor lainnya.
4. Analisis Data Pasar
Appraiser membandingkan aset kamu dengan properti sejenis yang baru saja dijual di wilayah sekitar. Ini dilakukan untuk menentukan nilai pasar wajar.
5. Penyusunan Laporan Appraisal
Hasil survei dan analisis pasar disusun dalam laporan appraisal. Dokumen ini mencantumkan nilai aset dan akan digunakan bank untuk memutuskan jumlah pinjaman.
6. Penyesuaian Nilai Pinjaman
Biasanya, bank tidak memberikan pinjaman sebesar 100% dari nilai appraisal. Ada yang hanya memberikan 70%–80%, tergantung kebijakan dan jenis pinjaman.
Apa yang Memengaruhi Hasil Appraisal?

Nilai appraisal tidak ditentukan secara acak. Beberapa faktor utama yang memengaruhi antara lain:
1. Lokasi properti
Aset di pusat kota jelas lebih tinggi nilainya dibandingkan di pinggiran.
2. Kondisi fisik bangunan
Rumah baru, terawat, dan tidak bocor pasti mendapat nilai lebih tinggi.
3. Legalitas dokumen
Sertifikat hak milik (SHM) lebih bernilai dibanding hak guna bangunan (HGB).
4. Lingkungan sekitar
Akses jalan, kedekatan ke fasilitas umum, dan keamanan turut diperhitungkan.
5. Tren pasar properti
Naik turunnya permintaan pasar juga bisa mengubah nilai appraisal.
Apakah Bisa Mengajukan Banding jika Nilai Appraisal Terlalu Rendah?
Bisa. Kalau kamu merasa hasil appraisal terlalu rendah atau tidak sesuai, kamu bisa meminta appraisal ulang, baik dari bank yang sama maupun pihak lain (jika diperbolehkan). Tapi perlu diingat, biaya appraisal biasanya ditanggung oleh pemohon kredit, dan banding tidak selalu menjamin hasil yang berbeda jauh.
Biaya Appraisal: Siapa yang Menanggung?
Umumnya, biaya appraisal dibebankan kepada peminjam. Biaya ini bervariasi tergantung jenis aset dan lokasi, biasanya berkisar antara Rp500.000 sampai Rp2 juta atau lebih. Meski terdengar mahal, proses ini penting sebagai bagian dari penilaian risiko dan pengambilan keputusan kredit.
Jangan Remehkan Appraisal Bank!
Appraisal bank bukan sekadar formalitas. Penilaian ini jadi dasar bank dalam menentukan jumlah pinjaman dan kelayakan kredit kamu. Dari fungsi melindungi risiko hingga memberi kejelasan nilai aset, appraisal punya dampak besar dalam proses pengajuan kredit.
Kalau kamu sedang berencana membeli rumah atau mengembangkan usaha menggunakan pinjaman bank, pastikan kamu sudah paham alur dan pentingnya appraisal. Dan kalau kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut seputar pembelian properti atau urusan legalitas aset, kunjungi platform profesional seperti Townzhub Property yang siap membantumu dari awal sampai akhir proses!