
TownzHub - Saat kamu memiliki cicilan rumah, kendaraan, atau pinjaman lainnya, ada kalanya beban angsuran terasa berat atau bunga kredit terasa tinggi. Di sinilah muncul istilah apa itu refinancing yang sering direkomendasikan oleh bank maupun lembaga keuangan.
Refinancing bisa menjadi strategi cerdas untuk memperbaiki arus kas, menurunkan beban bunga, atau mendapatkan pinjaman tambahan dengan agunan yang sama. Namun, sebelum memutuskan, penting untuk memahami apa itu refinancing secara menyeluruh, termasuk manfaat, risiko, dan langkah-langkah yang perlu kamu perhatikan.
Apa Itu Refinancing?
Secara sederhana, refinancing adalah proses penggantian pinjaman lama dengan pinjaman baru. Pinjaman baru ini biasanya memiliki ketentuan yang berbeda, misalnya bunga lebih rendah, tenor lebih panjang, atau jumlah pinjaman lebih besar.
Contoh paling umum adalah kredit rumah (KPR). Jika kamu merasa cicilan rumah terlalu tinggi, kamu bisa mengajukan refinancing ke bank lain atau bank yang sama. Dengan refinancing, kamu akan melunasi pinjaman lama menggunakan pinjaman baru, lalu meneruskan cicilan dengan skema yang lebih sesuai.
Mengapa Orang Memilih Refinancing?
Banyak alasan orang mencari tahu apa itu refinancing dan akhirnya memutuskan untuk melakukannya, di antaranya:
1. Menurunkan bunga pinjaman
Jika suku bunga di pasaran turun, refinancing bisa menghemat jutaan rupiah dari total pembayaran bunga.
2. Memperpanjang tenor
Dengan tenor lebih panjang, cicilan bulanan jadi lebih ringan, meski total pembayaran bisa lebih besar.
3. Mencairkan dana tambahan
Beberapa orang melakukan refinancing untuk menambah dana segar. Misalnya, rumah yang sudah lunas 50% bisa diagunkan kembali untuk kebutuhan bisnis.
4. Mengubah jenis pinjaman
Dari pinjaman berbunga tetap (fixed rate) ke bunga mengambang (floating), atau sebaliknya, tergantung strategi finansial yang kamu pilih.
Jenis-Jenis Refinancing
Setelah memahami apa itu refinancing, kamu juga perlu tahu jenis-jenisnya.
1. Rate-and-Term Refinancing
Jenis ini paling umum, yaitu mengganti pinjaman lama dengan pinjaman baru yang berbeda dari sisi bunga atau tenor.
2. Cash-Out Refinancing
Kamu bisa meminjam lebih besar dari sisa pinjaman lama, dan selisihnya bisa dicairkan sebagai dana tambahan.
3. Cash-In Refinancing
Kamu menyetor uang tambahan saat refinancing sehingga jumlah pinjaman lebih kecil dan bunga bisa lebih ringan.
Kelebihan Refinancing
Mengetahui apa itu refinancing tidak cukup tanpa membahas kelebihannya:
1. Mengurangi beban bunga
Cicilan bulanan lebih ringan.
2. Fleksibilitas finansial
Bisa menyesuaikan tenor sesuai kemampuan.
3. Kesempatan investasi baru
Dana tambahan dari refinancing bisa dipakai untuk usaha produktif.
4. Peningkatan arus kas rumah tangga
Cicilan lebih rendah berarti lebih banyak ruang untuk kebutuhan lain.
Risiko dan Kekurangan Refinancing
Meski terdengar menarik, ada juga risiko yang harus kamu pertimbangkan sebelum memutuskan refinancing.
1. Biaya tambahan
Ada biaya administrasi, notaris, appraisal, hingga penalti pelunasan dipercepat.
2. Total bunga lebih besar
Jika tenor terlalu panjang, bunga yang kamu bayar bisa lebih tinggi.
3. Potensi utang menumpuk Dana tambahan dari refinancing bisa membuatmu tergoda menambah utang.
4. Persyaratan ketat
Tidak semua orang disetujui, karena bank tetap melihat skor kredit dan kemampuan bayar.
Cara Mengajukan Refinancing
Jika kamu sudah paham apa itu refinancing dan tertarik melakukannya, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Evaluasi pinjaman lama
Hitung sisa cicilan, tenor, dan total bunga yang masih harus dibayar.
2. Bandingkan penawaran bank
Jangan terpaku pada satu bank saja. Cari tahu bank mana yang menawarkan bunga dan tenor paling menguntungkan.
3. Hitung biaya tambahan
Jangan hanya fokus pada cicilan bulanan, tetapi hitung juga biaya administrasi, notaris, dan penalti.
4. Siapkan dokumen lengkap
Dokumen yang biasanya diminta: KTP, slip gaji, rekening koran, sertifikat agunan, dan NPWP.
4. Ajukan refinancing
Setelah syarat lengkap, kamu bisa mengajukan ke bank pilihanmu.
Tips Agar Refinancing Menguntungkan
Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan jika menginginkan refinancing yang menguntungkan, di antaranya yaitu:
1. Lakukan saat bunga pasar turun
2. Pastikan biaya tambahan tidak lebih besar dari manfaat
3. Gunakan dana tambahan untuk hal produktif, bukan konsumtif
4. Jangan terlalu panjang memperpanjang tenor
Dengan tips di atas, kamu dapat memperbesar peluangmu untuk mendapatkan keuntungan dari refinancing.
Contoh Kasus Sederhana
Bayangkan kamu punya KPR dengan bunga 10% dan cicilan Rp5 juta per bulan. Lalu ada bank yang menawarkan refinancing dengan bunga 7% dan cicilan Rp3,8 juta per bulan. Jika dihitung, kamu bisa menghemat sekitar Rp1,2 juta per bulan. Dalam 1 tahun, penghematan mencapai Rp14,4 juta.
Namun, jika biaya refinancing mencapai Rp10 juta, kamu baru benar-benar untung setelah lewat 9 bulan. Dari sinilah pentingnya berhitung sebelum memutuskan refinancing.
Kesimpulan
Sekarang kamu sudah memahami apa itu refinancing: sebuah strategi mengganti pinjaman lama dengan pinjaman baru agar lebih menguntungkan. Refinancing bisa membantu menurunkan bunga, memperpanjang tenor, hingga menambah dana segar. Namun, ada juga risiko yang harus diperhitungkan seperti biaya tambahan dan potensi bunga lebih besar.
Dengan memahami apa itu refinancing, kamu bisa mengambil keputusan finansial yang lebih bijak. Jangan tergoda hanya oleh cicilan ringan, tetapi pastikan semua hitungan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuanganmu.